Rabu, 17 September 2008

10 Nasihat Ibnul Qayyim Untuk Bersabar Agar Tidak Terjerumus Dalam Lembah Maksiat

10 Nasihat Ibnul Qayyim Untuk Bersabar Agar Tidak Terjerumus Dalam Lembah Maksiat

Posted using ShareThis Selengkapnya...

Selasa, 16 September 2008

Munajat Hari Ini 2

Ya Allah ya Tuhanku,

Betapa tidurku menjadi asbab tubuhku bugar kembali. Betapa dengannya lelah dan letih lenyap dari tubuhku. Betapa kotoran yang aku keluarkan membuat tubuhku terasa segar. Betapa air yang aku buang menjadikan badan terasa nyaman. Semua itu adalah sebagian nikmat yang aku sadari; Nikmat yang Engkau anugerahkan kepadaku. Sungguh ada lebih banyak lagi nikmat yang Engkau curahkan untukku. Dan sungguh tidak akan habis dituliskan semua nikmatMu sebagaimana tidak ada penghitung secanggih apapun yang akan mampu mencakup seluruh bilangan nikmatMu.

Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu alla ilaha illa anta wa astaghfiruka wa atubu ilayka, amin.

Oleh : Hammad Fattayi


Selengkapnya...

Senin, 15 September 2008

5 Calon Yang Akan Masuk Syurga

Berkata Umar Bin Khattab RA, "Seandainya saya tidak takut disebut orang mengetahui yang ghaib, maka saya akan bersaksi bahwa yang 5 (lima) golongan ini akan masuk syurga", yaitu :
1. Orang yang miskin yang banyak tanggungannya.
2. Wanita yang di ridhoi oleh suaminya.
3. Wanita yang menyedekahkan maharnya kepada suaminya.
4. Seseorang yang diridhoi ibu bapaknya.
5. Orang yang bertaubat dari dosa.

Sebagaimana telah sama-sama kita ketahui, jika Umar Bin Khattab adalah salah satu sahabat dekat Rasulullah SAW yang selalu mendampingi beliau dalam berda'wah ataupun dalam setiap peperangan. Umar Bin Khattab memang sering mengetahui perkara yang ghaib, meski beliau tidak mau menerangkan kepada orang banyak karena beliau takut disebut-sebut sebagai orang yang tahu akan masalah yang ghaib. Salah satunya adalah ketika seorang dari kaum munafiq meninggal dunia, maka anaknya menemui Rasulullah SAW untuk mensholatkannya, memberikan baju serta jubah beliau untuk kain kafannya. Ketika ditanya oleh sahabat kenapa Rasululllah SAW memberikan yang demikian, maka Rasulullah SAW berkata "Saya tidak mengharapkan apa-apa dari yang meninggal tersebut, namun saya mengharapkan keturunannya untuk menjadi Islam yang baik". Terbuktilah, ternyata beratus-ratus keturunan dari si Munafik tadi menjadi pemuka-pemuka agama Islam setelah Rasulullah meninggal dunia.

Disaat akan pergi mensholatkan si Munafiq tadi, Rasulullah berpapasan dengan Saydina Umar dan mengajak Umar untuk ikut serta mensholatkannya, namun Umar menolak dan berkata "besar firasatku jika Allah SW akan menurunkan wahyu tentang larangan mensholatkan orang munafiq". Dan ternyata setelah selesai mensholatkan si munafiq tadi, turunlah Firman Allah SWT yang melarang mensholatkan orang munafiq dan mensiarahi kuburannya.

Kembali kita lihat apa yang dikatakan oleh Umar Bin Khattab : Orang miskin yang banyak tanggungannya, maksudnya adalah seseorang yang berjuang keras untuk mencukupi keperluan rumah tangganya dengan jalan yang halal tentu saja. Dia punya banyak anak (katakanlah misalnya 10 orang anak), yang secara tidak langsung dia ini telah menghidupi banyak ummat Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa di akhirat kelak, Rasulullah SAW sangat bangga dengan jumlah ummatnya yang banyak.

Wanita yang di ridhoi oleh suaminya, adalah seorang wanita yang tidak pernah membuat sakit hati suaminya apalagi membuat marah suaminya. Wanita seperti ini memang sudah sangat jarang ditemui, namun jika ada pembaca wanita daripada tulisan ini, berusahalah untuk selalu menyenangkan hati suami dikala suka maupun duka, dan terserah bagaimana caranya. Dan jika yang membaca tulisan ini adalah laki-laki, maka pandai-pandailah untuk berda'wah kepada istri dan keluarga untuk menyampaikan kebenaran agama. Jika seseorang mempunyai suami yang miskin sehingga suaminya masih tetap berhutang mahar kepadanya, maka Wanita yang menyedekahkan maharnya kepada suaminya itu, juga salah satu dari pada yang dimaksud Umar Bin Khattab tadi.
Seseorang yang diridhoi ibu bapaknya, mungkin tidak perlu dibahas terlalu panjang karena Ridho Allah SWT juga terletak pada ridhonya orang tua.

Setidak-tidaknya perbanyaklah mengucapkan Istigfar, dan jadilah orang yang Taubatan Nashuha sebab yang terakhir yang diyakini atau dipersaksikan oleh Umar Bin Khattab RA adalah Orang yang bertaubat dari dosa. Kepada Allah SWT bertobatlah, disamping meninggalkan segala laranganya, perbanyaklah kebaikan, dan sering-seringlah mengucapkan Istigfar. Jika masih punya hutang, bayarlah. Kalau punya kesalahan kepada manusia meminta maaflah.

Moga-moga bermanfaat, Wallohu A'lam

Sumber : http://nasutions.blogspot.com/

Selengkapnya...

Munajat Hari Ini 1

Ya Allah ya Tuhanku,

Engkau menciptakan manusia. Ada lelaki ada perempuan. Engkau
menjadikan perempuan berbeda dari lelaki dan lelaki berbeda dari
perempuan. Meskipun mirip, keduanya tidak sama. Yang satu dapat
mengandung, melahirkan dan menyusui anak, yang satu lagi tidak.
Sememangnya tidak banyak yang aku ketahui tentang rahasia penciptaan
lelaki dan perempuan selain yang Engkau kabarkan. Dengan menikah
lelaki dan perempuan telah menyempurnakan separuh agamanya. Dengan
mendirikan rumah tangga mereka bergerak di jalan untuk menyempurnakan
yang separuhnya lagi.

Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu alla ilaha illa anta wa
astaghfiruka wa atubu ilayka, amin.

Oleh : Hammad Fattayi
****** Selengkapnya...

Kamis, 11 September 2008

Nashihah

Suatu hari Nabi SAW berkata kepada para sahabatnya "Agama itu adalah nashihah." Seseorang di antaranya bertanya, "Bagi siapa ya Rasulullah?" Nabi menjawab, "Bagi Allah bagi kitab-Nya, bagi Rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin masyarakat, dan bagi umat pada umumnya."


Ketika mengulas hadits ini imam An-Nawawi, penulis Riyadh As-Shalihin mengutip Al-Khattib mengatakan bahwa kalimat ad-din an-nashihah (agama adalah nashihah) berarti bahwa nashihah adalah penopang agama dan merupakan pilar agama (qiwan ad-din wa'imaduh).
Nashihah (juga munashahah) adalah konsep Qur'ani yang muncul di beberapa tempat dalam Al-Qur'an, terutama ditempat-tempat yang dijadikan rujukan tentang tujuan dan fungsi kenabian. Maka kita baca dalam ayat-ayat dimana Nabi Nuh, Shalih, Hud, dan Syu'aib As semuanya memberitahu pengikutnya bahwa misi mereka adalah memperingatkan dan menjadi nashih (pemberi nasihat).


Nashihah harus dibedakan dengan teguran (tawbikh), karena keduanya mungkin mempunyai aspek-aspek yang sama dan mungkin terkesan tumpang tindih. Menurut Al-Ghazali, perbedaan prinsip antara nashihah dengan tawbikh adalah bahwa yang satu bersifat rahasia dan sopan, sementara yang kedua bersifat terbuka dan langsung. Di sini, pengamatan imam Al-Ghazali sesuai dengan Imam Asy-Syafi'i yang mengamati bahwa jika seseorang menasehati saudaranya dengan diam-diam, ia telah memberi saudaranya itu suatu nashihah, tetapi jika ia telah memberi saudaranya itu nasihat secara terbuka , ia telah mengejek dan meremehkan saudaranya itu.


Kedua pandangan ini dapat dilihat sebagai penjelasan dari hadits yang mengatakan bahwa "orang yang memberikan nasihat adalah orang yang dapat dipercaya". Lebih lanjut, Al-Muqsidi mengutip Imam Ahmad bin Hambal mengatakan bahwa nashihah, seperti hishbah, merupakan kewajiban kolektif (Fardh kafa'i) dan dapat diberikan begitu saja, sekalipun tidak diminta.Syari'at tidak mengatur cara pemberian nashihah, karena ia harus tetap merupakan kesadaran dan ketulusan individu. Pedoman satu-satunya dalam sunnah disampaikan melalui sebuah pandangan yang menetapkan bentuk terbaik dan nashihah bukan menetapkan prosedur untuk memberikannya. Karena itu nashihah harus diberikan dalam bentuk sebaik mungkin, disesuaikan dengan kesempatan, waktu dan tempat.


Nashihah tidak boleh digunakan untuk mengungkapkan atau membuka rahasia dan kelemahan orang (tatabbu'al-awrat). Dan nashihah harus sesuai dengan Al-Qur'an dan sunnah dan bukan pada spekulasi, perkiraan, dan prasangka.Tidak ada nilai dalam nasihat yang tidak ikhlas, dan bahkan lebih jelek lagi jika nasihat itu didasarkan pada kesombongan (riya'). Untuk itu diperlukan dorongan dan keyakinan moral untuk membuat nashihat efektif dan hal ini hanya dapat dicapai jika kesadaran si pemberi nashihah tidak dibebani oleh ketakutan akan kewenangan, atau ketakutan akan kehilangan keuntungan materi. Sumber terbesar kekuatan batin adalah keyakinan pada Allah, dan keyakinan bahwa hanya Dia-lah yang menetapkan nasib setiap manusia

Selengkapnya...

Sabtu, 06 September 2008

Tauhid Rububiyah Mengharuskan Adanya Tauhid Uluhiyah

Oleh: Dr.Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al fauzan

Hal ini berarti siapa yang mengakui tauhid rububiyah untuk Allah, dengan mengimani tidak ada pencipta, pemberi rizki dan pengatur alam kecuali Allah, maka ia harus mengakui bahwa tidak ada yang berhak menerima ibadah dengan segala macamnya kecuali Allah Subhannahu wa Ta'ala . Dan itulah tauhid uluhiyah.

Tauhid uluhiyah, yaitu tauhid ibadah, karena ilah maknanya adalah ma'bud (yang disembah). Maka tidak ada yang diseru dalam do'a kecuali Allah, tidak ada yang dimintai pertolongan kecuali Dia, tidak ada yang boleh dijadikan tempat bergantung kecuali Dia, tidak boleh menyembelih kurban atau bernadzar kecuali untukNya, dan tidak boleh mengarahkan seluruh ibadah kecuali untukNya dan karenaNya semata.

Jadi, tauhid rububiyah adalah bukti wajibnya tauhid uluhiyah. Karena itu seringkali Allah membantah orang yang mengingkari tauhid uluhiyah dengan tauhid rububiyah yang mereka akui dan yakini. Seperti firman Allah Subhannahu wa Ta'ala: "Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." (Al-Baqarah: 21-22)

Allah memerintahkan mereka bertauhid uluhiyah, yaitu menyembahNya dan beribadah kepadaNya. Dia menunjukkan dalil kepada mereka dengan tauhid rububiyah, yaitu penciptaanNya terhadap manusia dari yang pertama hingga yang terakhir, penciptaan langit dan bumi serta seisinya, penurunan hujan, penumbuhan tumbuh-tumbuhan, pengeluaran buah-buahan yang menjadi rizki bagi para hamba.

Maka sangat tidak pantas bagi mereka jika menyekutukan Allah dengan yang lainNya; dari benda-benda atau pun orang-orang yang mereka sendiri mengetahui bahwa ia tidak bisa berbuat sesuatu pun dari hal-hal tersebut di atas dan lainnya. Maka jalan fitri untuk menetapkan tauhid uluhiyah adalah berdasarkan tauhid rububiyah.

Karena manusia pertama kalinya sangat bergantung kepada asal kejadiannya, sumber kemanfaatan dan kemadharatannya. Setelah itu berpindah kepada cara-cara ber-taqarrub kepadaNya, cara-cara yang bisa membuat ridhaNya dan yang menguatkan hubungan antara dirinya dengan Tuhannya.

Maka tauhid rububiyah adalah pintu gerbang dari tauhid uluhiyah. Karena itu Allah ber-hujjah atas orang-orang musyrik dengan cara ini. Dia juga memerintahkan RasulNya untuk ber-hujjah atas mereka seperti itu. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Katakanlah: 'Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?' Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?" Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?" Katakanlah: "Siapakah yang di tanganNya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)Nya, jika kamu mengetahui?" Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?" (Al-Mu'minun: 84-89)

"(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; ..." (Al-An'am: 102)

Dia berdalil dengan tauhid rububiyah-Nya atas hakNya untuk disembah. Tauhid uluhiyah inilah yang menjadi tujuan dari penciptaan manusia. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." (Adz-Dzariyat: 56)

Seorang hamba tidaklah menjadi muwahhid hanya dengan mengakui tauhid rububiyah semata, tetapi ia harus mengakui tauhid uluhiyah serta mengamalkannya. Kalau tidak, maka sesungguhnya orang musyrik pun mengakui tauhid rububiyah, tetapi hal ini tidak membuat mereka masuk dalam Islam, bahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam memerangi mereka.

Padahal mereka mengakui bahwa Allah-lah Sang Pencipta, Pemberi rizki, Yang menghidupkan dan Yang mematikan. Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala : "Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: 'Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: 'Allah', ..." (Az-Zukhruf: 87)

"Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: 'Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?', niscaya mereka akan menjawab: ‘Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui'." (Az-Zukhruf: 9)

"Katakanlah, 'Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?' Maka mereka akan menjawab: "Allah". (Yunus: 31)

Hal semacam ini banyak sekali dikemukakan dalam Al-Qur'an. Maka barangsiapa mengira bahwa tauhid itu hanya meyakini wujud Allah, atau meyakini bahwa Allah adalah Al-Khaliq yang mengatur alam, maka sesungguhnya orang tersebut belumlah mengetahui hakikat tauhid yang dibawa oleh para rasul. Karena sesungguhnya ia hanya mengakui sesuatu yang diharuskan, dan meninggalkan sesuatu yang mengharuskan; atau berhenti hanya sampai pada dalil tetapi ia meninggalkan isi dan inti dari dalil tersebut.

Di antara kekhususan ilahiyah adalah kesempurnaanNya yang mutlak dalam segala segi, tidak ada cela atau kekurangan sedikit pun. Ini mengharuskan semua ibadah mesti tertuju kepadaNya; pengagungan, penghormatan, rasa takut, do'a, pengharapan, taubat, tawakkal, minta pertolongan dan penghambaan dengan rasa cinta yang paling dalam, semua itu wajib secara akal, syara' dan fitrah agar ditujukan khusus kepada Allah semata. Juga secara akal, syara' dan fitrah, tidak mungkin hal itu boleh ditujukan kepada selainNya.


Selengkapnya...

Tips Individu Berjaya

Oleh : Syamsul Haqq Alazimil Abadi
(munziir@yahoo.com.my)

Firman Allah SWT (bermaksud):
[23.1] Sesungguhnya berjayalah orang-orang yang beriman,
[23.2] Iaitu mereka yang khusyuk dalam sembahyangnya;
[23.3] Dan mereka yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia;
[23.4] Dan mereka yang berusaha membersihkan hartanya (dengan menunaikan zakat harta
itu);
[23.5] Dan mereka yang menjaga kemaluannya, -
[23.6] Kecuali kepada isterinya atau hamba sahayanya maka sesungguhnya mereka tidak
tercela: -
[23.7] Kemudian, sesiapa yang mengingini selain dari yang demikian, maka merekalah
orang-orang yang melampaui batas;
[23.8] Dan mereka yang menjaga amanah dan janjinya;
[23.9] Dan mereka yang tetap memelihara sembahyangnya;
[23.10] Mereka itulah orang-orang yang berhak mewarisi (syurga).

(Surah al-Mukminun)


Sifat Pertama:
Mendirikan sembahyang dengan khusyuk.

Teknik perlaksanaan:
- Merasakan diri bertemu dan menghadap Allah SWT dalam munajat.
- Berusaha untuk fokus terhadap pengertian ayat-ayat, zikir-zikir dan doa-doa yang
dibaca dalam perbuatan solat.
- Cuba mengelakkan sebarang lintasan atau was-was yang tidak termasuk dalam solat.
- Memintas ganguan fikiran dengan mengucap isti‘azah (membaca a‘uzibillah) dan
menghembus dengan perlahan ke arah kira sebanyak tiga kali.
- Membataskan pergerakkan anggota badan tanpa hajat.
- Melakukan perbuatan solat dengan tenteram.
- Menumpukan penglihatan ke tempat sujud secara berterusan.
- Memilih tempat solat yang jauh daripada sebarang gangguan.

Sifat Kedua:
Menjauhkan perkataan dan perbuatan yang sia-sia.

Teknik perlaksanaan:
- Memahami kepentingan menjaga perkara tersebut.
- Mengawal diri untuk berbicara.
- Mengingati bahawa segala yang dibicarakan bahawa ia dirakam secara nyata dan ghaib.
- Berdiam ketika perlu.
- Berfikir sebelum berbicara mengenai kandungan, teknik dan waktunya yang sesuai.
- Mengetahui cara bergurau dengan seseorang tanpa melakukan penghinaan perkara
batil..
- Cuba mengubah topik orang yang berbicara kepada perkara berfaedah secara berlembut.
- Menggunakan kebijaksanaan untuk berpaling daripada perkara yang sia-sia yang
dilakukan oleh seseorang terhadap kita.
- Memilih perkara yang dipaparkan di dalam media penyampaian (telivisyen, radio,
surat akhbar, majalah buku dan lain-lain).
- Jiika berlaku suatu perkara yang sia-sia, hendaklah beristighfar kerana merasakan
kesan negatifnya.

Sifat Ketiga:
Membersihkan harta dengan menunaikan zakat.

Teknik perlaksanaan:
- Memberikan perhatian terhadap hal-ehwal orang ramai secara umum dan khusus.
- Mendapatkan bantuan seseorang yang dikenali ketika berlaku masalah.
- Bersegera melakukan perkara yang mampu untuk menolong orang yang memerlukan.
- Membantu secara sukarela tanpa diminta.
- Meraikan perasaan orang yang meminta bantuan dengan tidak menyusahkan atau
memalukannya.
- Memberikan bantuan mengikut keutamaan dalam tanggungjawab terhadap individu dan
mengikut situasi.
- Menunjukkan kesungguhan ketika mengeluarkan zakat.
- Memastikan zakat diagihkan kepada orang yang benar-benar berhak.
- Menghulurkan sedekah secara sukarela, bukan berpada dengan zakat yang wajib.
- Mengikhlaskan niat untuk Allah SWT.

Sifat Keempat:
Menjaga kemaluan (kehormatan) .

Teknik perlaksanaan:
- Menundukkan pandangan daripadamelihat aurat yang diharamkan.
- Memelihara pendengaran daripada mendengar perkara keji dan perkataan lucah.
- Menahan diri dengan menjaga kesucian daripada bercumbu-cumbuan dengan wanita.
- Mengelakkan berdua-duan dengan wanita di tempat sunyi, tanpa ditemani mahramnya.
- Mengelakkan diri jika tidak terdesak daripada berada di tempat berlaku
percampuran antara golongan lelaki dan wanita yang berhias secara melampau.
- Mengawal fikiran supaya terarah kepada perkara yang berfaedah supaya tidak
tenggelam di dalam khayalan seks.
- Berkahwin untuk melakukan hubungan seksual dan menjaga kesucian.
- Jika tiada kemampuan untuk berkahwin, hendaklah memperkukuhkan keazaman di samping
berpuasa, bersukan atau lain-lain aktiviti yang berfaedah.

Sifat Kelima:
Menjaga amanah.

Teknik perlaksanaan:
- Pengkhianatan bukanlah pengganti kepada amanah kerana ia memudharatkan agama dan
kehidupan manusia.
- Menerima amanah secara bebas sebagai suatu nilai kerana memahami kepentingan dan
kemestiannya.
- Merasakan bahagia kerana memilih amanah, meskipun orang lain tidak amanah.
- Mengistiharkan berpegang dengan amanah tanpa sikap berpura-pura atau untuk suatu
kepentingan peribadi.
- Menzahirkan nilai amanah melalui perlaksanaan yang telus.
- Melaksanakan tuntutan amanah secara berterusan dalam pelbagai situasi.

Perkara-perkara tuntutan amanah:
- Perkara fardhu dalam agama.
- Penempatan orang-orang Islam.
- Anggota badan.
- Waktu.
- Ilmu.
- Harta.
- Barang titipan.
- Rahsia orang lain.
- Tugas dan jawatan.
- Perkara yang diminta untuk dibincangkan.

Sifat Keenam:
Setia pada janji.

Teknik perlaksanaan:
- Memungkiri janji bukanlah pengganti kepada menepati kerana ia memudharatkan.
- Menepati janji secara bebas sebagai suatu nilai kerana memahami kepentingan dan
kemestiannya.
- Merasakan bahagia kerana memilih untuk menepati janji, meskipun orang lain tidak
tepati janji.
- Mengistiharkan berpegang dengan janji tanpa sikap berpura-pura atau untuk suatu
kepentingan peribadi.
- Menzahirkan nilai kesetian melalui perlaksanaan yang telus.
- Melaksanakan tuntutan janji secara berterusan dalam pelbagai situasi.

Sifat Ketujuh:
Tetap memelihara sembahyang.

Teknik perlaksanaan:
- Merasakan bahawa memelihara waktu solat adalah penting.
- Tahu menentukan waktu solat ketika musafir dan hadir.
- Takbir yang paling afdhal adalah pada awal waktu.
- Menyusun aktiviti harian dengan tidak mengabaikan waktu solat.
- Mengqadha solat yang tertinggal dengan secara tanpa bertangguh.

http://jailurrashie d.blogspot. com/
Selengkapnya...

Selamat Datang

Assalamualaikum

Selamat datang, semoga saudara merasa senang dan dapat menemukan suatu manfaat setelah berkunjungan di situs yang sederhana ini. Kami akan merasa senang apabila suatu saat nanti saudara dapat menyempatkan sedikit waktu untuk singgah kembali. Terima kasih atas kunjungannya dan silahkan melihat-lihat situs kami.

Wassalamualaikum Selengkapnya...

 
Khasanah Islam is proudly powered by  uniQue